Proses pembesian kolam renang menjadi salah satu tahap yang paling krusial untuk membentuk elemen struktur tulang bangunan yang kuat. Jika struktur susunan pembesian atau penulangan dilakukan dengan benar, hal ini akan memastikan kualitas dan tingkat keawetan kolam tersebut untuk jangka panjang,
Pembesian merupakan proses yang wajib dilakukan oleh setiap kontraktor kolam renang. Pasalnya proses ini berkaitan dengan pembuatan kerangka utama dari sebuah kolam renang yang seharusnya kuat dan kokoh. Dengan demikian, kolam renang yang dibuat nantinya mampu menahan berat volume air dan berat tubuh pengguna saat berenang di dalamnya.
Besi menjadi material yang dipilih untuk konstruksi karena sifatnya yang kuat dan mampu menopang struktur bangunan. Ada beberapa jenis besi yang dapat digunakan untuk konstruksi kolam renang seperti besi gemuk, besi full, dan besi kurus. Besi full adalah besi yang panjang dan diameternya sesuai SNI. Jika besi tersebut panjangnya 12 m, diameternya juga 12 mm.
Sementara itu besi gemuk mempunyai diameter yang lebih besar dibandingkan angka panjangnya. Contohnya jika panjangnya 10 m, diameternya sekitar 11 atau 12 mm. Sementara itu besi kurus memiliki diameter yang lebih kecil dibandingkan angka panjangnya. Jika besi memiliki panjang 10 meter angka diameternya adalah 8 mm atau 9 mm.
Sebelum proses pembesian, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk persiapannya seperti pembuatan bekisting luar dan dalam yang berperan sebagai cetakan pembentuk pola utama dalam membuat kolam renang.
Pelaksanaan Pembesian Kolam Renang
Proses pembesian kolam renang dilakukan sesuai hasil negosiasi dan gambar kerja setelah dilakukan survey lokasi kolam renang. Berikut ini adalah penjelasan proses pelaksanaan pembesian kolam.
1. Memilih Materi Besi atau Baja Kolam Renang
Pada pemilihan material untuk pembentukan kerangka kolam, ada banyak material yang dapat digunakan. Secara umum, ada 2 jenis besi yang digunakan untuk kolam renang yaitu besi polos dan besi ulir. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing besi tersebut.
Besi Polos
Ini merupakan besi yang memiliki tekstur permukaan halus. Dalam teknik sipil, material ini juga dikenal dengan sebutan plain rebar. Sesuai dengan namanya, material ini memiliki permukaan yang rata, licin, dan mulus saat diraba.
Material besi polos yang sering dijual di pasaran adalah yang berbentuk bulat dan tersedia dalam berbagai pilihan ukuran diameter. Ukuran inilah yang akan menentukan ketahanan dan kekuatan tarik suatu konstruksi kolam renang.
Besi ini digunakan untuk penulangan di tapak yang tidak menerima beban berlebih. Untuk beratnya, besi polos lebih ringan daripada besi ulir dan harganya juga lebih terjangkau.
Keunggulan dari besi polos adalah memudahkan kontraktor dalam membuat pola rangka tertentu karena sifatnya yang lentur dan mudah dibengkokkan
Besi Ulir
Besi ulir merupakan besi dengan tekstur berulir yang sesuai dengan permukaan besi. Dalam bahasa teknik sipil, besi ulir juga disebut deformed debar.
Material ini memiliki permukaan yang berupa tonjolan seperti sirip ikan atau ulir di permukaannya. Adanya tekstur ini bertujuan agar besi bisa lebih mengikat beton di sekelilingnya dan memberikan kekuatan yang lebih baik daripada besi polos.
Daya ikat dari sirip ulir ini lebih baik dibandingkan material besi polos biasa. Dengan kualitas yang ditawarkannya, material ini dibanderol dengan harga yang lebih mahal dibandingkan besi polos.
Penggunaan material ini biasanya diaplikasikan untuk kolam renang di gedung bertingkat. Dilihat dari sifatnya, besi ulir kurang lentur dan cukup sulit dibengkokkan. Tetapi material ini memiliki kekuatan dan ketahanan yang lebih bagus untuk jangka panjang. Ukuran standar besi ulir di pasaran adalah 12 m per lonjor.
2. Proses Pemotongan & Pembengkokan Material Besi
Besi atau baja beton dengan diameter 8 mm – 12 mm bisa dipotong dengan mesin gerinda atau gunting besi beton. Untuk keamanan dalam proses pemotongannya, besi beton sebaiknya ditempatkan di atas balok kayu. Hal ini untuk melindungi besi dari oksidasi dan korosi akibat kelembaban tanah atau lantai.
Proses pemotongan dilakukan per batang dan menyesuaikan pola kolam renang yang ingin dibuat. Besi atau baja beton akan dibengkokkan menggunakan bantuan pembengkok besi manual.
Untuk batang besi yang memiliki diameter 20 mm atau lebih besar, material ini harus dibengkokkan dengan bantuan mesin pembengkok beton untuk menghindari adanya kesalahan tekukan pada ukuran gambar kerja.
3. Pemasangan Besi atau Baja Kolam Renang
Proses pemasangan besi beton dalam dilakukan sebelum maupun sesudah proses bekisting kolam renang, menyesuaikan kerumitan dan bentuk saat proses pemasangan di lapangan. Material yang sudah terpotong dan dibengkokkan akan dikelompokkan sesuai dengan ukurannya untuk memudahkan proses pemasangan
Besi dari hasil pemotongan dan pembengkokkan tadi kemudian akan dirangkai mengikuti cetakan bekisting yang sudah dibuat. Perakitan besi beton sebaiknya dilakukan di dekat tempat pemotongan dan pembengkokan.
Besi-besi tersebut akan dianyam dan dirakit sesuai dengan jenis dan ikatan yang akan dibuat. Usahakan susunan pembesian beton tersebut masih memungkinkan diangkat ke lokasi kolam renang. Jika proses pembesian sudah selesai, selanjutnya adalah proses pengecoran kolam renang.
Tips Pembesian Kolam Renang yang Efisien
Untuk menghasilkan pengerjaan pembuatan kolam yang kokoh, tahan lama, dan efisien, kontraktor kolam renang wajib menghitung kebutuhan pembesian secara efisien tanpa mengurangi beban maupun ukuran materialnya. Jadi sangat penting untuk mengetahui hitungan dan kebutuhan besi untuk proses pembuatan kolam.
Perhitungan kebutuhan tersebut tidak boleh asal tebak atau dilebih-lebihkan. Penggunaan besi yang berlebihan juga justru akan menjadi pemborosan.
Sementara itu mengurangi spek kebutuhan material pembesian juga dapat menurunkan ketahanan kolam tersebut. Untuk itu, perhatikan beberapa cara berikut untuk pembesian kolam yang kokoh dan efisien.
1. Pembesian Minimal 2 Lapis
Pembesian konstruksi kolam renang sebaiknya dibuat minimal 2 lapis. Jarak antar besi adalah 15 – 20 cm dengan ketebalan beton minimal 15 cm. Pemasangan pembesian kolam harus seperti ini karena nanti ada banyak pipa yang tertanam di dalam beton untuk aksesoris kolam.
Pipa-pipa kolam tersebut juga akan menimbulkan tekanan dan getaran sehingga rawan mengalami kebocoran. Tetapi untuk pembuatan saluran gutter overflow, kontraktor bisa membuatnya cukup dengan 1 lapis dengan tebal dinding beton 7 cm, jarak antar besi 15 cm, dan tebal lantai beton 12 cm.
2. Pembesian Kolam Renang Pribadi Cukup Menggunakan Besi Polos
Kolam renang pribadi biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga beban kolam tidak akan terlalu besar. Untuk itu, kolam tersebut dapat menggunakan besi polos. Untuk sabuknya gunakan besi polos berukuran 8 mm, 10 mm, dan 12 mm.
3. Gunakan Besi yang Memiliki Standar SNI
Pilihlah besi beton yang memiliki ukuran full dan memiliki standar SNI. Atau yang sedah memiliki sertifikasi SNI. Hal ini untuk memastikan kualitas dan kekuatan dari besi yang digunakan untuk kerangka kolam.
4. Merakit Satu Per Satu
Proses perakitan dapat dilakukan satu per satu mulai dari ujung atas dinding ke dinding di sebelahnya. Kemudian ganjal beton decking dengan ketebalan 2,5 cm dari lantai atau bekisting dinding dengan jarak setiap satu meter.
5. Pemasangan Zig Zag
Lakukan proses pemasangan pembesian antara lapisan atas dengan lapisan bawah secara zig zag. Pastikan juga di sudut sisi bawah dinding tidak ada sambungan. Jika memang perlu sambungan besi, sebaiknya lakukan di lantai kolam, kecuali Anda akan menyambungnya dengan pembesian gutter overflow.
5. Cara Menyambung Besi Untuk Pembesian
Sambungan besi dalam proses pembesian harus overlapping atau corssing minimal 40 cm. Setiap ujung besi juga harus ditekuk, tidak dibiarkan lurus agar pembesiannya lebih kokoh dan kuat.
Pengikatan rakitan pembesian menggunakan kawat bendrat juga harus dilakukan secara menyilang, bukan searah. Pengikatan kawat bendrat sebaiknya juga 2 lapis dan tidak boleh longgar.
6. Kolam Renang Dengan Lebar 4 Meter Tidak Perlu Sloof
Untuk kolam renang rumahan atau yang lebarnya kurang dari 4 meter, pembesian tetap diperlukan menggunakan sloof/ balokan beton. Pemasangan pembesian kolam, pada prinsipnya sudah saling mengikat. Namun, untuk mengantisipasi terjadinya kemiringan. Terlebih untuk kolam renang yang berukuran 5 meter atau lebih.
Kelebihan dan Kekurangan Besi Beton Sebagai Material Untuk Kolam Renang
Besi beton memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya patut dijadikan sebagai material pembesian kolam renang. Berikut ini adalah keunggulannya
1. Elastis
Sifat ini membuat besi tersebut mudah digunakan dan dibentuk untuk berbagai tipe konstruksi
2. Tahan Api
Saat terkena api, bagian yang terpengaruh dari besi beton adalah permukaannya saja yang terkelupas. Selain itu material ini bersifat tahan karat walaupun terus menerus terkena air.
3. Harga Terjangkau
Besi beton cukup terjangkau untuk material pondasi dan tapak. Selain itu, biaya perawatannya juga rendah.
Meskipun memiliki banyak keunggulan, material ini juga memiliki sejumlah kekurangan seperti proses pengerjaan yang lama, perlu bekisting untuk penahan saat proses pengecoran.
Cara Menghitung Kebutuhan Besi Untuk Proses Pembesian
Perhitungan besi yang digunakan untuk pembesian kolam renang perlu rincian kebutuhan layaknya material lain. Pasalnya pembesian ini juga akan berpengaruh terhadap jumlah keramik atau mozaik kolam, Kebutuhan besi untuk kolam renang dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu menghitung volume dan menentukan ukuran besi yang akan digunakan.
Untuk setiap 1 m kubik diperlukan besi sepanjang 12 m. Jadi jika volume kolam 30 m kubik, perhitungannya adalah 30 : 1 x 12 = 360 meter. Besi tersebut dijual dengan harga per batang misalnya Rp 40 ribu, Jadi perhitungan biaya kebutuhan untuk kolam renang tersebut tinggal dilakukan yaitu 360:12×40.000 = Rp 1.200.000,- Perhitungan ini belum termasuk kebutuhan besi untuk nutting dan dak
Soil Survey Sebelum Proses Pembesian
Sebelum merakit besi untuk konstruksi kolam, perlu ada soil investigation. Hal ini penting untuk memastikan kondisi tanah untuk pembangunan kolam tidak akan bergeser.
Investigasi ini perlu dilakukan agar struktur kolam tidak terpengaruh oleh proses pembesian. Jika tanah mudah bergeser, resiko kebocoran dan keretakan akan semakin besar sehingga dapat berdampak pada biaya operasional perbaikan. Jadi pastikan untuk memperhatikan kontur tanah sebelum proses pembesian.
Pembesian menjadi salah satu proses yang sangat penting dalam pembuatan kolam renang. Setiap detail pemasangan pembesian tersebut harus dilakukan secara cermat untuk menghasilkan struktur kolam renang yang kokoh dan tahan lama. Proses ini biasanya akan dilakukan setelah area yang akan dibangun sudah melalui proses penggalian dan bowplank.